cover
Contact Name
Mohammad Subhan Zamzami
Contact Email
mszamzami@iainmadura.ac.id
Phone
+6281232684323
Journal Mail Official
islamuna@iainmadura.ac.id
Editorial Address
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Madura Jalan Raya Panglegur KM. 4 Pamekasan 69371 - Jawa Timur
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam
ISSN : 2407411X     EISSN : 24433535     DOI : http://doi.org/10.19105/islamuna
Islamuna specializes in Islamic Studies which are the results of fieldwork research, conceptual analysis research, and book reviews from various perspectives i.e. education, law, philosophy, theology, sufism, history, culture, economics, social and politics. This journal encourages articles that employ an interdisciplinary approach to those topics and aims at bridging the gap between the textual and contextual approaches to Islamic Studies.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2018)" : 9 Documents clear
Pesantren Sebagai Prototipe Pendidikan Nusantara Maimun Muhammad
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1506

Abstract

Eksistensi pesantren dengan karakternya yang has dan keselarasannya dengan peradaban nusantara memastikan bahwa lembaga pendidikan ini merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari rahim nusantara. Penegasan sifat indegenous ini bisa dilacak dari beberapa faktor, pertama faktor kesejarahan yang menegaskan bahwa gen pesantren berasal dari pola pendidikan mandala, sistem pendidikan Hindu-Budha yang sudah menjadi bagian peradaban nusantara sebelum Islam, jauh sebelum Indonesia terbentuk sebagai nation state. Faktor yang lain adalah keselarasan budaya pesantren dan budaya nusantara yang terpatri dalam kehidupan masyarakat secara konvensional, antara lain; religiusitas, kepatuhan, kemandirian dan jiwa tolong menolong, menjadikan indegenousitas tadi lebih kuat. Empat karakter ini menjadi identitas sinergi yang mampu menyambung emosi keindonesiaan dan kepesantrenan sehingga secara fungsional pesantren memiliki kepantasan untuk dirujuk sebagai sistem nasional yang memungkinkan orientasi pendidikan lebih mudah tercapai.
PENDIDIKAN INTEGRATIF PADA TARBIYATUL MU’ALLIMAAT AL-ISLAMIYAH PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PRENDUAN SUMENEP Fiena Saadatul Ummah
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1740

Abstract

Abstrak: Pendidikan integratif pondok pesantren merupakan sistem perpaduan antara pendidikan agama dan pendidikan umum yang diterapkan di sebuah pesantren. Seiring perkembangannya, pesantren pun terus meningkatkan pola-pola pendidikan yang lebih modern. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi partisipan, wawancara semi terstruktur, dan metode dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu selama penelitian dan setelah penelitian dilakukan. Pelaksanaan pendidikan integratif di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan terbagi menjadi tiga aspek, yaitu perencanaan, proses dan evaluasi. Perencanaan sistem tersebut melalui studi banding dan bersilaturrahim ke beberapa pondok di Jawa Timur, membentuk tim kecil untuk menyusun kurikulum hingga terbentuk kurikulum hidup dan kehidupan. Program-program yang terbentuk yaitu program intrakurikuler, program ko-kurikuler, program ekstrakurikuler, dan program bimbingan dan penyuluhan.
PEMAKNAAN TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA PERSPEKTIF TAFSIR BI AL-MA’TSUR (Studi terhadap Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Quran, Tafsir al-Quran al-Adzim dan al-Durru Al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur) Dina Mardiana
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1775

Abstract

Kebebasan beragama merupakan salah satu hak yang paling asasi bagi setiap manusia. Di sisi lainnya, agama seakan bermakna sebagai ritus publik yang harus dikontrol sehingga seseorang tidak mudah untuk berpindah dari satu agama ke agama yang lain. Tarik ulur ini yang kemudian penulis kaji dengan melakukan penelusuran terhadap tafsir bi al-ma’tsur yang ditulis oleh Thabari, Ibn Katsir dan Jalaluddin al-Suyuti dalam menafsirkan ayat tentang kebebasan beragama. Pemilihan tafsir bi al-ma’tsur sebagai fokus kajian karena tafsir ini dianggap sebagai tafsir yang lebih qualified dibandingkan tafsir bi al-ra’yi. Melalui studi kepustakaan dengan metode analisis isi dan pendekatan komparatif diperoleh satu kesimpulan bahwa tafsir bi al-ma’tsur yang ditulis oleh tiga tokoh mufassir ini memperlihatkan kecenderungan terhadap teologi yang bersifat inklusif, hal ini sangat dipengaruhi oleh sosok baginda Nabi saw. yang memberikan teladan kepada para sahabatnya dalam menerima realitas tentang keberagaman keyakinan.The freedom of religion is one of most fundamental rights of human being. On the other side, religion seems to mean as a public rite that must be controlled so that it will not easy for anyone to move from a religion to another. This what the research reviewed by tracing tafseer bi al-ma’thour arranged by Thabari, Ibn Katheer and Jalaluddeen al-Suyuti who were interpreting verses about the freedom of religion. Tafseer bi al-ma’thour was selected as focus of the study since it was considered as more qualified tafseer than tafseer bi al-ra’yi Through this literature study, using content analysis method and comparative approach, it was concluded that tafseer bi al-ma’thour arranged by the three interpreters (mufassir) showed a tendency to be an inclusive theology. This was fully influenced by the figure of the Great Prophet PBUH, which set examples for his companions to accept the reality of the diversity of believes.
TIPOLOGI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM (Membangun Sebuah Paradigma Pendidikan Yang Mampu Menjadi Wahana Bagi Pembinaan Dan Pengembangan Peserta Didik) Matrapi Matrapi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1822

Abstract

Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau jenis secara lebih spesifik. Pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kemasyarakatannya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam. Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. pemikiran pendidikan Islam memiliki empat tujuan, salah satunya yaitu membantu menemukan masalah-masalah pendidikan dan sekaligus memberikan cara untuk mengatasinya berdasarkan cara kerja yang sistematik, radikal, universal, mendalam, spekulatif dan rasional. Tipologi pemikiran pendidikan Islam sangat beragam dan memiliki pandangan masing-masing terhadap pelaksanaan serta proses pendidikan.
TAFSIR BURHANI AYAT EKONOMI: Rekontruksi Penafsiran terhadap Sumber Ekonomi Islam Zainal Abidin
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1840

Abstract

The reconstruction of thought in Islamic economics will provide significant space to absorb all existing entities, both from Islam and conventional economics. The reconstruction method that can be offered is a burhani interpretation of Muhammad Abid al-Jabiri’s concept of thought. So far, the interpretation of al-Qur’an is still dominated by the concept of bayani which still places texts as something sacred, thus losing a harmonious relationship with the context. The emphasis of research on the burhani method is a reconstruction of the bayani method which only emphasizes on istibanthiyah. The convergence between the two methods, between bayani and burhani will give to a living interpretation of al-Qur’an. So, the Qur'an is not only a reading that adorns Islam but is also a way of life or known as hudan according to the function of the descent of the Qur'an, including in economic context.[Rekontruksi pemikiran dalam ekonomi islam akan memberikan ruang yang signifikan untuk menyerap semua entitas yang ada, baik dari Islam maupun ekonomi konvensional.. Metode rekonstruksi yang bisa ditawarkan adalah tafsir burhani dari konsep pemikiran Muhammad Abid al-Jabiri. Selama ini ranah penafsiran ini masih didominasi konsep bayani yang masih menempatkan teks-teks sebagai sesuatu yang sakral sehingga kehilangan hubungan yang harmonis dengan konteksnya. Penekanan adanya research dalam metode burhani merupakan sebuah rekontruksi terhadap metode bayani yang hanya menekankan pada istibanthiyah  semata. Konvergensi antara kedua metode tersebut yaitu antara bayani dan burhani akan melahirkan sebuah penafsiran yang hidup sehingga Al-Qur’an bukan hanya bacaan yang menghiasi Islam tetapi sekaligus way of life atau dikenal sebagai hudan sesuai dengan fungsi diturunkannya Al-Qur’an termasuk dalam konteks ekonomi]
TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: Telaah Materi Dan Metode Pembelajaran Mohammad Muchlis solichin
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1856

Abstract

Teori belajar Humanistik merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada memanusiakan siswa, dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan siswa dalam belajar. Tulisan ini berupaya menelaah paradigm pembelajaran humanistik dan penerapannya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang meliputi materi/sub meteri akidah, al-Qur’an Hadith, Fiqh, Akhlak Tasawwuf dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam Pendidikan Agama Islam teori belajar humanisme bisa digunakan sebagai cara untuk menyampaikan materi PAI. Penarapan teori belajar humanistik dalam materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan alasan-alasan (bukti-bukti) rasional terhadap ajaran Islam, memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis, kreatif terhadap materi PAI yang disampaikan, menghubungkan materi PAI dengan dunia nyata siswa. Strategi pembelajaran PAI sebagai aplikasi teori humanistik dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, koperatif, kontekstual, dan inquiry- discovery.
PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM STUDI ISLAM Fu'ad Arif Noor
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1904

Abstract

PendekatanIntegratifadalahkajian yang menggunakancarapandangdanataucaraanalisis yang menyatudanterpadu, analisisintegratifdapatdikelompokkanmenjadidua. Pertama, integratifantarseluruhnash yang terkaitdenganmasalah yang sedangdikupasataudibahas. Kedua, integratifantaranashdenganilmu lain yang terkaitdenganmasalah yang sedangdibahas.Ilmu-ilmu ke-Islaman adalah produk ijtihad para ilmuan (ulama/mujtahid). Dengan penempatan pada level yang demikian, maka ilmu-ilmu ke-Islaman yang  kenal sekarang ini adalah tidak identik dengan wahyu.  Dan bukan rahasia lagi bahwa praktek pendidikan dan pengajaran agama Islam selama ini terlalu menekankan pada sumber dan kebenaran tekstual. sehingga melupakan kenyataan bahwa ketika gagasan pemikiran, ide yang menjelma menjadi keyakinan dan keimanan yang berlandaskan teks itu dipraktekkan dan dioperasionalisasikan di lapangan, maka secara otomatis muncul berbagai pemahaman dan interpretasi.Integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama itu pada dasarnya dilandaskan pada tauhidiq system, yakni menempatkan Allah sebagai awal dan akhir dari segalanya. Karena keyakinan tauhid dan juga keyakinan akan nilai-nilai agama bisa lahir dari ilmu apa saja termasuk ilmu yang selama ini digolongkan pada ilmu umum. Sebagai masyarakat akademisi tentunya menjadi suatu tantangan untuk mewujudkan bahwa Islam adalah rahmat seluruh alam, yang tetap memiki arah kemaslahatan dunia dan akhirat.Maka bukanlah sesuatu hal yang mustahil apabila PTAI kelak menjadi kiblat ilmu pengetahuan dengan syarat ada kesungguhan untuk mengadakan perubahan yang mendasar, diantaranya reinterpretasi ajaran Islam, mereformasi posisi beberapa dari segi pengajarannya, sampai dengan pengembangannya, merekontruksi yang diawali dengan dekontruksi kajian Islam, serta mengembangkan ilmu-ilmu keislaman
KONSEP ISLAM DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL mulyadi mulyadi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1906

Abstract

Secara bahasa Islam dimaknai antara lain: Al-Istislam (berserah diri), As-Salamah (suci bersih), As-Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj). Konsep Islam dalam Al-Qur’an dimaknai dalam dua teknik interpretasi yaitu dipahami secara tekstual dan kontekstual. Kedua perspektif ini memiliki fokus yang berbeda, Islam dalam pemahaman tekstual lebih terfokus pada teks apa adanya dalam pengertian sebuah keyakinan, akidah, dan doktrin yang telah baku, melembaga, dan bersifat holistik, yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Sedangkan kontekstual selain memperhatikan teks juga mempertimbangkan unsur konteks yang melingkupi teks yang merupakan sebuah instrumen agama dengan seperangkat doktrin yang bersifat universal dan progresif, dimaknai dalam pengertian sesuai dengan fitrahnya sebagai agama rahmatan li al-‘alamin, tidak mungkin bersifat kaku atau statis. Oleh karena itu Islam semestinya bersifat terbuka, progresif, dan dinamis. Ayat yang paling krusial dan menimbulkan perdebatan di kalangan kaum muslim, yaitu ayat yang terdapat pada Q.S. Al-Ma’idah : 3. Penggalan ayat ini menjelaskan tentang agama (din) yang telah disempurnakan, dan Islam diakui sebagai agama (din) yang diridhai Allah. Sebut saja dua penafsir yang mewakili kedua aliran ini, Sayyid Qutb dan Rasyid Rida. Makalah ini akan menguraikan secara singkat mulai dari arti islam secara bahasa hingga penggunaannya di beberapa ayat beserta pandangan beberapa tokoh dan ulama tentang makna Islam baik secara tekstual maupun kontekstual
Islam dan Pembangunan Manusia di Era Globalisasi as'ad bukhari
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i1.1907

Abstract

Di era globalisasi membuat manusia semakin terus besaing dan meningkatkan kemampuan untuk dapat menjadi manusia yang produktif.Pembangunan manusia merupakan hal utama dalam melakukan perubaan serta kemajuan dalam kehidupan.Dalam pembahasan Pembangunan manusia di era globalisasi yang merupakan program dunia melalui persatuan bangsa-bangsa tidak terlepas dari kajian Islam.Sehingga Islam sebagai agama dapat masuk untuk menjadi pembahasan yang sangat penting dalam isu-isu pembangunan tentunya.Pembangunan nasional menjadi tugas utama pemerintah dari tingkat daerah sampai provinsi, sehingga mempersipakan sumberdaya manusia sebagai bentuk peggerak dan pengelolanya.Kebijakan terhadap pembangunan sumberdaya manusia selalu mengalami dinamika dan perkembangnnya dari segi sosiologi, antropologi dan budaya.Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia menjadi penentu dan memiliki pengaruh besar terhadap isu pembangunan secara nasional.Islam dan pembangunan manusia di era globalisasi menjadi hal terpenting untuk membangun Indonesia menjadi negara yang berbudaya, berkarakter dan berkemajuan. Dengan demikian proses pembangunan menjadi bagian utama untuk merekonstruksi infrastuktur, manusia, jaringan dan setiap aspeknya. Konstruksi dalam pemikiran agama yakni pemikiran studi Islam dalam proses pembangunan menjadi tujuan agar tercipatanya pembangunan di era globalisasi. Hal tersebut juga sebagai bentuk memajukan masyarakat dan pola pikir manusia yang melek digital serta sadar akan ilmu pengetahuan, teknologi, pembangunan dan kehidupan di era globalisasi dalam bentuk hubungan internasional

Page 1 of 1 | Total Record : 9